Selasa, 27 Maret 2012

Pantai Sowan Tawarkan Seribu Pesona Alam

kotatuban.com – Lokasinya yang berada persis di poros jalur pantai utara (pantura) jalur Surabaya – Jakarta, keberadaan Pantai Sowan dengan nyiurnya yang melambai, rasanya kurang lengkap jika tak singgah sejenak di pantai yang masuk wilayah Desa Sowan, Kecamatan Bancar.
Keadaannya yang dibiarkan apa adanya terkesan alami dan menawarkan seribu pesona keindahan.. Ketika ombaknya berdeburan menyentuh batu karang dan rerumputan , ditopang nyiur di dan perdu di sepanjang pantainya, menjadikan suasana wisata bahaei yang komplit. Begitu lelah bermain di pasir atau merasakan jilatan ombak pada ujung mati berteduh mengendurkan kecapaian diantara sepoi angin.
Pantai di bawah pengelolaan KPH Perhutani Tuban ini, memiliki luasan 32 hektar. Hamparan hutan yang subur nan hijau mengelilingi Pantai Sowan. Potensi alam inilah, yang kemudian dikunjungi wisatawan setempat dan berbagai kota di Jawa Timur melihat keindahan alamnya sekaligus menikmati aneka masakan laut yang ada. Dari rajungan sampai kepiting hingga ikan bakar segar disajikan dengan khas masakan Tuban. Pedas dan sedikit asin.
“Bagi penggemar wisata pantai dan masakan laut, akan merugi bila tidak singgah di Pantai Sowan. Alamnya masih perawan dengan hamparan pasirnya yang putih bersih,” kata Mustofa, warga asal Pasirian, Lumajang, yang datang berombongan, setelah melakukan ziarah wali di Makam Sunan Bonang.
Karyawan sebuah perusahaan swasta di Semarang ini bersama keluarganya, pulang kampung melalui jalur pantura Tuban. Mustofa mnyempatkan diri mampir ke Pantai Sowan.

“Ini sudah kali ketiganya, kami kemari,” timpal Ny. Muyasaroh, istri Mustofa.
Sementara itu, ketika jelang siang banyak pasangan muda-mudi berkendaraan motor memasuki pantai. Mereka mengaku sekadar berjalan-jalan, membuang waktu, sambil menunggu sore untuk kemudian pulang ke rumah masing-masing.
Di sisi sudut lainnya, nampak pula anak-anak dan orangtuanya memancing ikan diantara bebatuan karang. Tenangnya lingkungan dan tidak besarnya ombak, kian menambah kenyamanan pantai ini. Namun, Pantai Sowan terkesan tak begitu terurus. Beberapa area tempat bermain yang disediakan sudah tak rapi lagi. Sebuah area kandang fauna, tampak merana. Bahkan dalam satu kandang terdapat dua hingga tiga jenis hewan.
Kondisi ini rentan terjadi kanibal antarpenghuni kandang. Beradasar data yang berhasil dihimpun dari Perhutani Unit II Jatim, disebutkan Pantai Sowan dalam waktu dekat ini akan segera direhab. Pantai wana wisata Sowan yang dikelola Perhutani itu, rencananya akan dikucurkan anggaran sebagai dana pengelolaan sekiar Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Rencananya, Pantai Sowan akan segera di renovasi dalam waktu dekat. Bahkan sarana dan prasarana yang selama ini menjadi kekurangan, juga telah diajukan untuk ditambah sebagai pelengkap tempat wisata Pantai Sowan. (lea)

Sabtu, 24 Maret 2012

Cara Download Youtube tanpa menggunakan Youtube downloder ataupun IDM

Cara download Video Youtube dengan Firefox+Greasemonkey

Cara download video youtube dengan menggunakan firefox adalah memanfaatkan add on greasemonkey. Download video youtube dengan tambahan script greasemonkey ini memudahkan dalam mendownload youtube. Hanya dengan 1 kali klik download saja. Nantinya jika sudah terinstall greasemonkey dan script download youtube, ketika membuka url video youtube terdapat sebuah link download. Selain itu, addon ini bisa digunakan untuk men- download google book juga.

Cara Menginstall Script Download Video Youtube

1. Install Addon GreaseMonkey di Firefox anda- di sini
2. Setelah terinstall maka restart Browser anda.
3. Install Script YouTube Video Download dari userscript.

Cara Download Video Youtube

1. Buka URL youtube, misal Caca Putri Presiden Singonolo di Taman Mini Indonesia Indah yang sedang heboh :D .
2. Setelah Video youtube terbuka, maka pada bagian bawah video terdapat button (tombol) download dengan berbagai pilihan type video.
download-video-youtube
Download Video Youtube
Dengan begitu cara download video youtube sangatlah mudah.

Kamis, 22 Maret 2012

Merubah File PDF Ke Doc Microsoft Word Dokumen

Memang banyak tugas kuliah yang bisa anda download berupa file PDF. Tapi, seperti kita tahu, dokumen bertipe tersebut tidak bisa kita utak atik alias diedit. Wah, ribet juga ya. Tapi tenang saja, karena ktia bisa mengeditnya setelah kita merubah file PDF ke doc Microsoft Word. Softwarenya gratis lagi, dan tentunya legal.


Walaupun software yang bisa merubah file PDF ke dokumen MSWord ini berbahasa Inggris, namun menggunakannya cukup mudah kok. Kenapa saya katakan mudah? Karena hanya ada beberapa step yang harus kita lalui, dan jreng jreng… Sudah di convert dan bisa anda modifikasi sesuka hati. Anda tinggal memilih file PDF yang mau diubah, lalu memilih di folder mana file doc nya mau ditempatkan dan klik “Convert to Word Document”. Nah, sekarang tugas yang anda cari sudah berubah wujud.
Fitur yang ditawarkan juga sangat mengagumkan. Ada beberapa opsi yang bisa anda gunakan, tergantung dengan kebutuhan anda. Misalkan anda cuma mau mengubah antara halaman 1 sampai 5 saja, pilihlah “Page Number”, dan kemudian masukkan 1 dan 5. Dengan demikian, halaman setelah 5 tidak akan diikutkan dan dokumen doc anda hanya akan berjumlah 5 pages. Fontnya juga bisa anda pilih lho, dan apakah gambar diikutkan juga bisa anda tentukan. Dokumen Microsoft Word akan langsung dibukakan segera setelah proses selesai.
Baiklah, sepertinya anda sudah sangat penasaran dengan software pengubah file PDF tersebut. Saya menemukannya saat googling tadi. Download disini.

Selasa, 20 Maret 2012

Menghubungkan FACEBOOK ke TWITTER

Anda pasti punya facebook dan anda juga pasti punya twitter. ingin menghubungkan facebook ke twitter? dengan cara ini anda dapat mengupdate status facebook sama dengan twitter . tanpa basa - basi dibawah ini caranya :
1. Masuk ke disini
2. Sunting pengaturan untuk Status Terbaru ,Foto ,Tautan, Video ,Catatan atau Acara dengan cara dicentang
3. Pilih melepas tautan dari twitter untuk menautkan profil facebook ke twitter
 status harus diset ke publik

Minggu, 11 Maret 2012

Jadwal Euro 2012

Berikut jadwal lengkap Euro 2012 yang berlangsung di Polandia-Ukraina:
Grup A
8 Juni 2012
Polandia-Yunani (Warsawa)
Rusia-Republik Ceko (Wroclaw)
12 Juni 2012
Yunani-Republik Ceko (Wroclaw)
Polandia-Rusia (Warsawa)
16 Juni 2012
Yunani-Rusia (Warsawa)
Republik Ceko-Polandia (Wroclaw)
Grup B
9 Juni 2012
Belanda-Denmark (Kharkiv)
Jerman-Portugal (Lviv)
13 Juni 2012
Denmark-Portugal (Lviv)
Belanda-Jerman (Kharkiv)
17 Juni 2012
Portugal-Belanda (Kharkiv)
Denmark-Jerman (Lviv)
Grup C
10 Juni 2012
Spanyol-Italia (Gdansk)
Republik Irlandia-Kroasia (Poznan)
14 Juni 2012
Italia-Kroasia (Poznan)
Spanyol-Republik Irlandia (Gdansk)
18 Juni 2012
Kroasia-Spanyol (Gdansk)
Italia-Republik Irlandia (Poznan)
Grup D
11 Juni 2012
Prancis-Inggris(Donetsk)
Ukraina-Swedia (Kiev)
15 Juni 2012
Swedia-Inggris  (Kiev)
Ukraina-Prancis (Donetsk)
19 Juni 2012
Swedia-Prancis (Kiev)
Inggris-Ukraina (Donetsk)
Perempatfinal
21 Juni 2012
1A vs 2B (Warsawa)
22 Juni 2012
1B vs 2A (Gdansk)
23 Juni 2012
1C vs 2D (Donetsk)
24 Juni 2012
1D vs 2C (Kiev)
Semifinal
27 Juni 2012
#25 vs #27 (Donetsk)
28 Juni 2012
#26 vs #28 (Warsawa)
Final
1 Juli 2012 (Kiev)

Sabtu, 03 Maret 2012

Misteri Syiir Tanpo Waton Gus Dur

Malam itu, selepas maghrib, ibu-ibu jama’ah Muslimat berdatangan ke rumah salah satu warga di RT 01 RW 06 Kelurahan Dinoyo, Malang, Jawa Timur. Mereka akan mengikuti pembacaan Yasiin dan Tahlil bulanan.
Sambil menunggu semua jama’ah hadir, seorang ibu mengambil micrphone dan mulai melantunkan bacaan shalawat yang mereka sebut dengan Shalawat Gus Dur. Segera setelah itu semua jamaah yang telah hadir turut bershalawat. Lantunan shalawat ini menjadi penanda akan dimulainya kegiatan.
Di daerah Malang dan sekitarnya, Shalawat Gus Dur, atau dinamakan Syi’ir tanpo Waton, syair tanpa judul, ini sekarang sedang populer. Shalawat ini dibaca dalam acara-acara kegamaan seperti tahlilan, tasyakuran, lailatul ijtima’, bahkan dalam rapat-rapat organisasi dan pertemuan ibu-ibu arisan.  Banyak warga yang hapal di luar kepala, meski syair ini agak panjang.
Mungkin bukan hanya karena kandungan syairnya yang sangat mendalam, namun karena dilantunkan dengan lagu yang merdu dan menyayat hati. Beberapa orang mengaku merinding mendengarnya. Dimulai dengan bacaan istighfar, lalu diikuti bacaan Shalawat, dan dilanjutkan dengan bait-bait syair dalam bahasa Jawa yang cukup bagus, dan ditutup dengan bacaan shalawat lagi, berikut ini:

Astaghfirullah rabbal baroya
Astaghfirullah minal khotoya
Robbi zidni ‘ilman nafi’a
Wawafiqni amalan sholiha
Yarasullah… Salamun alaik
Ya rafi’a syani wadaraji
Athfatayyaji ratal ‘alami
Ya uhailalju diwal karomi
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring Pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan
Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syareat bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco
Tembe mburine bakal sengsoro
Akeh kang apal Qur’an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine
Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngelmune
Laku thoriqot lan ma’rifate
Ugo haqiqot manjing rasane
Al Qur’an qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan guru waskito
Den tancepake ing jero dodo
Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge iman
Kelawan Alloh Kang Moho Suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali
Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking Pengeran
Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podho rukun ojo dursilo
Iku sunahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad panutan kito
Ayo nglakoni sakabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan asor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate
Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese

Di Pasar tradisional Dinoyo, Malang, shalawat Gus Dur ini diputar dengan pengeras suara. Bukan oleh penjual kaset, namun langsung dari kantor pengelola pasar. Shalawat Gus mengiringi keriuhan pasar. Bukan hanya itu, beberapa masjid di daerah Malang, Pasuruan, sampai Surabaya memutar shalawat Gus Dur ini menjelang adzan, menggantikan bacaan tarhim yang sudah umum.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang KH Marzuki Mustamar yang mempunyai forum pertemuan rutin bertajuk “Cangkru’an Gus Dur” mengaku ikut mengembangkan shalawat ini. Ia pun yakin, yang melantunkan syi’ir itu benar-benar Gus Dur.
“Semua sudah menyebut ini shalawat Gus Dur koK,” katanya.
Shalawat Gus Dur ini mulai populer beberapa bulan setelah Gus Dur meninggal dunia. Pada akhir tahun 2010, NU Online sudah menjumpai shalawat ini dipasarkan oleh para penjual kaset di salah satu pasar tradisional di Kediri, Jawa Timur.

Belakangan diketahui kaset shalawat Gus Dur sudah beredar di Jombang, daerah kelahiran Gus Dur sendiri. Kaset Shalawat Gus Dur dirangkai dengan doa Abu Nawas yang dilantunkan Gus Dur dan beberapa kegiatan yang diselenggarakan untuk Gus Dur, termasuk juga talkshow bersama Gus Dur di salah satu stasiun televisi swasta, dan prosesi pemakaman Gus Dur.

Namun siapa bisa memastikan kalau pelantun Syi’ir Tanpo Waton itu benar-benar Gus Dur? Kapan Gus Dur melakukan rekaman? Beberapa orang belakangan mempertanyakannya. Alisa Qothrunnada, putri tertua Gus Dur masih ragu pelantun shalawat ini adalah ayahnya sendiri.
Pasalnya Syi’ir Tanpo Waton ini pun belum pernah dikenalkan Gus Dur kepada putri-putrinya, berbeda dengan syair Abu Nawas, Rabiah Adawiyah atau pun shalawat badar.
Suara pelantun Syi’ir Tanpo Waton itu, kata Lisa, terkadang seperti Gus Dur. Namun sebentar kemudian seperti bukan Gus Dur. “Ada bagian yang memang mirip Gus Dur, tapi pada bagian lain tidak,” katanya. Agak aneh memang.

Sumber: NU Online

Yang belum punya mp3nya "SYI'IR TANPO WATHON Gus Dur" Silahkan tutul link dibawah ini :
http://www.4shared.com/mp3/CcOxeRqF/SYIIR_GUSDUR.html

Gus Dur, Wali Kutub dan Pusat Semedi Kaum Abangan

Jakarta, NU Online
Sastro al Ngatawi, mantan asisten pribadi Gus Dur memiliki banyak pengalaman dalam persentuhannya dengan Gus Dur. Banyak pengalamannya yang luar biasa dan memiliki makna spiritual yang mendalam.
Suatu ketika, ia diajak oleh Gus Dur untuk melakukan ziarah ke makam Eyang Gusti Aji di kaki gunung Lawu. Makam tokoh ini dikenal sebagai tempat untuk bersemedi kelompok abangan. Hampir semua tokoh abangan ziarahnya ke tempat ini.
Jam dua malam, mereka mulai naik menuju ke pemakaman.
Sastro lalu bertanya “Kita ngapain Gus disana nanti”.
Gus Dur: “Ya tahlil, wong bisanya kita tahlil.”
Sastro: “Katanya tokoh ini pentolannya abangan”
Gus Dur: “Yang ngerti Islam atau bukan hanya Gusti Allah”
Selanjutnya tahlil pun digelar, dan dalam berdoa mereka menyebut “Doa untuk ahli kubur yang dimakaman disini, kalau Engkau meridhoi,”
Setelah selesai tahlil, juru kunci meminta Gus Dur untuk masuk dalam gedung tempat penyimpanan pusaka. Disana, ia diminta mengambil pusaka, dan apa yang diambil itu yang nantinya akan jadi pegangan. Gedungnya sendiri pun tidak memakai lampu sehingga gelap gulita dan pemilihan pusaka yang akan diambil akhirnya sangat spekulatif.
Akhirnya Gus Dur pun masuk dan mengambil satu pusaka, dan ternyata yang terambil oleh Gus Dur adalah sebuah buku. Lalu Gus Dur diminta untuk mengambil satu lagi, dan memperoleh kain.
Begitu dibuka di luar ruangan, buku yang terambil tersebut ternyata adalah kitab Al Qur’an. Diambilnya Al Qur’an berarti untuk pegangan hidup.
Sastro: “Kalau selendangnya sendiri apa artinya Gus”
Gus Dur: “Embuh mungkin untuk ngendong bongso (ngak tahu, mungkin untuk merawat bangsa).
Selanjutnya, al Qur’an yang terambil tersebut diminta kembali sedangkan selendangnya boleh dibawa pulang.
“Wah, beliau yang dimakamkan disini ternyata wali kutub yang menyembunyikan diri,” kata Gus Dur.

Sumber : http://emka.web.id/ke-nu-an/2011/gus-dur-wali-kutub-dan-pusat-semedi-kaum-abangan/

Cara Gus Dur Membantu Pesantren Tebuireng

Jakarta, NU Online
Pesantren merupakan institusi pendidikan yang independen dari pemerintah, termasuk dalam hal pembiayaannya. Karena itu, kontribusi dari masyarakat dan komunitasnya menjadi sangat penting. Keluarga, alumni dan santri diharapkan bahu membahu menjaga kelangsungan pesantren, salah satunya juga dalam bentuk bantuan dana untuk mendukung biaya operasional.

Meskipun dikenal sangat baik dan loman (murah hati) kepada orang lain, ternyata Gus Dur selama hidupnya jarang sekali memberi bantuan kepada pesantren Tebuireng, yang notabene merupakan pesantren keluarganya. Ini merupakan fenomena yang agak aneh, padahal dengan posisi dan akses yang dimilikinya, kalau mau, boleh dikata, pengurus tinggal bilang, pasti akan dipenuhinya.

Nasihin Hasan, mantan Ketua Lakpesdam NU menuturkan ia tahu Gus Dur tidak pernah membantu karena ia kenal baik dengan Gus Dur dan sekaligus dengan KH Yusuf Hasyim dan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah).

Selama masih hidup, akses dan jaringan Gus Dur tidak diprioritaskan untuk keluarga, tetapi untuk para kiai NU lain yang selama ini kurang mendapat perhatian. Tetapi bukan berarti Gus Dur melupakan Tebu Ireng, setelah ia meninggal, dana yang masuk ke pesantren yang didirikan oleh kakeknya ini malah mengalir deras. Ini termasuk karomah yang dimiliki oleh Gus Dur.

”Gus Dur selama hidupnya tidak pernah membantu uang ke Tebu Ireng, tetapi bantunnya setelah meninggal. Duit baru berdatangan setelah beliau meninggal, dari kotak amal saja berlimpah-limpah,” katanya.

Nasihin yang baru-baru ini berziarah ke Tebuireng menggambarkan, para perziarah sangat membludak. ”Saya harus antri dapat tempat untuk bisa baca yasin dan tahlil, ” tuturnya.

”Dia dihormati ketika hidup, lebih dihormati ketika meninggal,” tandasnya.



Penulis: Mukafi Niam

Perjuangan Gus Dur Penuh Risiko

Jakarta, NU Online
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga Periode KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai pembela minoritas. Sepak terjangnya dituangkan dalam banyak bentuk. Medan perjuangannya mencakup ranah ekonomi, politik, budaya, dan khazanah intelektual.

"Semuanya telah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum ia menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Sebagai orang NU yang jumlahnya mayoritas di Indonesia, Gus Dur selalu mengimbau pemerintah dan masyarakat umum untuk melindungi dan menjamin hak-hak minoritas," tutur puteri mendiang Presiden RI ke-4 Alissa Qothrunnada Abdurrahman Wahid –akrab disapa Alissa Wahid– kepada NU Online, Selasa (14/2).

lebih lanjut Mbak Lissa -sapaan akrab Alissa Qothrunnada Abdurrahman Wahid, menyatakan, di tengah perjuangannya yang penuh tantangan dan risiko, Gus Dur mendapat sambutan, dukungan, dan peran aktif dari beragam kalangan.

"Gerakannya berhasil menarik simpati masyarakat luas karena mengarah pada tujuan yang menjadi kepentingan orang banyak," tuturnya.

Setelah Gus Dur wafat, mereka yang mencintai Gus Dur menggabungkan diri dalam komunitas ‘Sahabat Gusdurian.'

"Teman-teman yang tergabung dalam komunitas ini berjuang mengawal jalannya dinamika sosial yang tengah berkembang. Mereka terlibat aktif dalam menegosiasi nilai-nilai kemanusiaan di ruang publik," tandasnya.



Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis    : Alhafidz Kurniawan

Nasib Mobil Citroen Merah dan Pabrik Kecap Gus Dur


Jakarta, NU Online
Jika anda datang ke tempat Gus Dur, anda akan diterima dengan baik, butuh saran dan nasehat, ia akan memberi masukan, bahkan jika membutuhkan uang untuk keperluan ummat, ia tak segan-segan memberikan apa yang dimilikinya, sekalipun secara pribadi ia sangat membutuhkan.

Ciri umum para kiai memang seperti itu, siap didatangi masyarakat kapan saja untuk menerima keluh kesah dari ummat, tetapi pengorbanan yang dilakukan oleh Gus Dur melampaui prestasi rata-rata para kiai sehingga penghormatan yang diberikan kepadanya juga jauh lebih tinggi, apalagi dengan sejumlah karomah yang dimilikinya. Masyarakat menyebutnya wali.

Nasihin Hasan, teman akrab Gus Dur dalam aktifitas LSM, memiliki kisah yang bisa menjadi teladan tentang pengorbanan Gus Dur.

Tahun 80-an, mereka berdua bergiat di LSM Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Untuk beraktifitas, Gus Dur kala itu sudah memiliki sebuah mobil merk Citroen kecil berwarna merah, yang seringkali ditaruh di kantor P3M.

Suatu ketika, Gus Dur berencana meningkatkan kesejahteraan keluarga, maklum ada istri dan sejumlah anak yang harus disiapkan biaya sehari-hari dan kebutuhan sekolahnya yang semakin hari semakin besar.

Usaha yang digagas adalah mendirikan pabrik kecap. Sayangnya, biaya investasi awalnya belum punya. Lalu muncullah ide untuk melego mobil merah itu. Nasihin menuturkan, ia diminta bantuan Gus Dur untuk menjualkan.

Setelah ditawarkan ke sana-sini, beberapa bulan kemudian, terjuallah Citroen kecil tersebut dengan harga tiga juta rupiah. Maklum sudah mobil rongsokan. Sinta Nuriyah, istri Gus Dur juga sudah menunggu-nunggu uangnya agar bisnis bisa segera dimulai.

Singkat cerita, transaksi dilakukan, mobil sudah berpindah tangan, digantikan dengan uang segepok yang ditaruh dalam amplop yang oleh Nasihin segera diantar ke rumah Gus Dur.

“Ngak sampai satu hari, ada seorang kiai datang. Ngak tahu gimana ceritanya, duit dalam amplop yang belum dihitung itu diserahkan semuanya ke kiai tersebut,“ kata Nasihin yang menjadi ketua PP Lakpesdam periode 2004-2010 ini.

“Yang kena kan Saya, ditanyain ibu Sinta Nuriyah"
"Bagaimana uangnya yang sudah ditunggu berbulan-bulan itu?" tanya Ibu Sinta
"Ya saya ngak tahu,“
"Trus bagaiman rencana bikin pabrik kecapnya?"
"Ya, saya juga ngak tahu," jawab Nasihin.
Lemaslah mereka berdua dan bubarlah rencana membikin pabrik kecap yang sudah dirancang dalam waktu lama itu,tak ada biaya lagi sementara mobil juga sudah berpindah tangan.

Bagaimana sikap anda jika menghadapi situasi serupa yang dialami Gus Dur?



Penulis: Mukafi Niam

Apa yang Membuat Takut Gus Dur?

Jakarta, NU Online
Dikenal sebagai figur yang sangat berani dan pantang mundur, ternyata Gus Dur tetaplah manusia biasa. Ada beberapa peristiwa yang dihindarinya.

Muktamar ke-29 NU di Cipasung merupakan perjuangan berat Gus Dur untuk melawan rekayasa pemerintah Orde Baru, yang berusaha “menjinakkan” NU dengan mencari pemimpin yang dinilainya bisa bekerjasama. Sayangnya, usaha tersebut gagal dan Gus Dur tetap menjadi ketua umum NU.

Meskipun menang di arena muktamar, perjuangan tampaknya belum selesai. Perlawanan terus dikonsolidasikan, terutama dari daerah-daerah di luar Jawa. Terdapat tiga PWNU yang menjadi oposisi utama, yaitu NTB, Kalimantan Selatan dan Aceh yang tidak mengakui kepemimpinan Gus Dur.

Untuk menyatukan garis komando dengan PBNU, sejumlah langkah dilakukan, diantaranya melalui pemilihan pemimpin baru yang sejalan dengan visi dan misi PBNU. Maka disepakatilah diadakan konferensi wilayah.

H Ahmad Bagdja, mantan sekjennya Gus Dur menuturkan, daerah-daerah tersebut setuju dengan adanya konferensi wilayah, dan meminta Gus Dur datang dalam acara pembukaan atau memberikan pengarahan.

Hari dan tanggal telah ditetapkan, dan berangkatlah Bagdja dan Gus Dur menuju Lombok via Surabaya, tetapi ketika transit di Surabaya, Gus Dur turun dan meminta Bagdja melanjutkan perjalanan ke Lombok dan berjanji akan menyusul untuk memberikan pengarahan.

Pembukaan konferensi berlangsung dengan lancar tanpa kehadiran Gus Dur. Karena belum dating, Bagdja menelepon ke tempat H Masnuh, sahabat Gus Dur di Surabaya tempat cucu Kiai Hasyim Asy’ari menginap.

“Ke mana saja, ditungguin ngak datang-datang, NU kan bukan hanya Jawa Timur” kata Bagdja.

“Kan sudah ada ente, ngapain harus saya,” kata Gus Dur.

“Oh, ternyata sang pemberani takut juga ya,” ujar Bagdja.

Di Kalimantan Selatan, penolakan terhadap Gus Dur lebih gawat karena bukan hanya wilayah, tetapi seluruh PCNU. Daerah ini merupakan tempat kelahiran KH Idham Chalid, ketua umum PBNU yang digantikan oleh Gus Dur tahun 1984 melalui muktamar di Situbondo.

Untuk membujuk agar Gus Dur mau datang, salah satu teman sekolahnya dicalonkan sebagai ketua wilayah, dan tak mau maju jika ia tidak datang.

“Saya berangkat duluan untuk mempersiapkan acara dan betul-betul takut kalau Gus Dur tidak datang karena mereka pendukungnya Kiai Idham Chalid,” kata Bagdja.

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, Gus Dur memenuhi janjinya untuk datang, pas setengah jam sebelum pembukaan. Sehabis pembukaan, ia langsung pergi ke bandara, tidak mampir kemana-mana sebagaimana biasanya.




Penulis: Mukafi Niam

Rahasia Wirid 10.000 Kali Gus Dur di Masjidil Haram


Jakarta, NU Online
Bagi para aktivis di masa Orde Baru, Presiden Soeharto dianggap sebagai penguasa yang harus segera digulingkan. Masing-masing dalam posisi berhadapan. Kalau ada aktivis yang mau bertemu dengan Soeharto, ia segera dihujat karena dianggap telah mau diajak bekerjasama. Kalangan NU yang dipimpin Gus Dur juga menjaga sikap yang sama, apalagi NU termasuk kelompok yang "teraniaya" sehingga wajar jika bersikap demikian.

Suatu ketika Pak Harto sakit. Keluarga, kerabat, sahabat dan para pejabatnya pun berbondong-bondong menengoknya. Para aktivis tetap menjaga jarak.

H Ahmad Bagdja, sekjen PBNU era kepemimpinan Gus Dur menyarankan kepadanya untuk segera menjenguk Presiden.

“Meskipun bertentangan, tapi ya pantes-pantesnya Gus Dur datang. Kalau Gus Dur yang datang, ngak ada yang nyalah-nyalahin,” katanya.

Awalnya Gus Dur menolak datang. Salah satu saudara lelaki Gus Dur juga sampai meneleponnya agar kakaknya tersebut tidak bertemu dengan penguasa Orde Baru ini.

Beberapa hari kemudian, ketika sedang di Medan, ia membaca koran yang menginformasikan pertemuan antara Gus Dur dan Pak Harto.

Segera saja sesampai di Jakarta, ia bertanya kepada Gus Dur mengapa jadi ketemu dengan Soeharto, tapi jawaban Gus Dur enteng saja.

“Ente kan belum pernah wirid 10.000 di Masjidil Haram,” katanya singkat.

“Saya ngak tanya apa yang diamalkan, keburu banyak orang datang. Sampai beliau wafat pun saya ngak pernah tanya,” tandas Bagdja.
Dalam tradisi NU, terdapat berbagai jenis wirid dan amalan, yang jika dibaca dalam jumlah tertentu dan pada waktu tertentu, dapat menimbulkan fadhilah sesuai yang dimaksudkan dalam doa-doa tersebut.

Sayangnya, hingga sekarang, wirid ini masih menjadi rahasia, apa bacaannya, dan apa fadhilahnya. Entah jika Gus Dur mengijazahkan kepada seseorang untuk terus mengamalkannya.


Penulis: Mukafi Niam

Apa yang Membuat Gus Dur lebih Populer dari Bapak dan Kakeknya

Jakarta, NU Online
Sebuah pertanyaan menggantung di hati KH Maimun Zubeir, salah satu kiai sepuh NU asal Sarang Jawa Tengah. Amalan apa yang dilakukan oleh Gus Dur sehingga sampai meninggal pun orang terus menghormatinya, masyarakat berduyun-duyun tak henti-hentinya menziarahi makamnya. Boleh dikata penghormatan yang diberikan melebihi kepada ayah dan kakeknya, para pendiri dan generasi awal NU yang keduanya jug mendapat gelar pahlawan nasional.

Pertanyaan ini akhirnya menjadi diskusi bersama dengan H Nasihin Hasan, mantan ketua PP Lakpesdam NU dan aktifis LSM senior, saat kiai sepuh ini berkunjung ke rumahnya di kawasan Kebun Jeruk Jakarta.

“Saya juga kaget mendapat pertanyaan ini. Ini pertanyaan yang dalam sekali dan membuat saya berfikir, Gus Dur ada apanya, kok melebihi ayahnya, melebihi kakeknya. Kiai Maimun juga bilang, ia tahu semua tentang kakehnya, tentang ayahnya, tapi mereka berdua tidak seperti itu”

Ia menuturkan, Meskipun semasa hidup Gus Dur dan kiai Maimun selalu menghormati, tapi Kiai Maimun tak jarang berseberangan terhadap beberapa sikap Gus Dur yang dianggap nyleneh. Perdebatan intelektual biasa yang memperkaya khazanah keilmuan di lingkungan NU.

Merenunglah mereka berdua dalam kesunyian atas pertanyaan pelik ini. Akhirnya diidentifikasikanlah sejumlah sikap dan tindakan Gus Dur yang membuat ia menjadi orang besar. 

Mereka berdua menemukan tiga kelebihan Gus Dur. Pertama, ia orang yang sangat dermawan atau loman. Ketika orang membutuhkan apa yang dia punya, diberikan, padahal kebutuhannya bukan main untuk keluarga. Kisah tentang ini salah satunya bisa dibaca di edisi Gus Dur Wali 52 dengan link http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/1/36352/Warta/Nasib_Mobil_Citroen_Merah_dan_Pabrik_Kecap_Gus_Dur.html

Kelebihan kedua adalah, silaturrahmi. Kemana pun pergi, ia selalu berusaha mengunjungi teman yang dekat dengan lokasi tersebut. “Ia tidak peduli, pokoknya adal lewat, ada teman, pasti diampiri. Kalau perlu dicari orangnya,“

Karena sering berkunjung ke teman-temannya, akhirnya Gus Dur juga banyak menerima tamu di Jakarta. “Kalau dibilang zaman sahabat Nabi, Abdurrahman Wahid, banyak tamunya sehingga masak terus, sehingga banyak abunya di rumah,“

Kelebihan ketiga adalah pemaaf, “Orang tidak tahu bahwa Gus Dur pemaaf. Saya banyak kesalahan, tapi dilupakan, asal kemudian kita baik-baik, tapi kalau kita dendam, dia lebih dendam lagi.“

Suatu ketika ada Kiai yang menuduh Gus Dur pendukung zionis, Nasihin menuturkan Gus Dur tak melupakan peristiwa itu, tetapi kiai tersebut akhirnya dimaafkan dan malam diberi posisi strategis.

Kewalian Gus Dur juga bisa dilihat dari perspektif rasional. Istilah wali memang banyak dipakai di Indonesia, ada wali murid, wali sekolah, wali nikah dan sejenisnya yang semuanya berarti mewakili.

Gus Dur, merupakan wali Indonesia dalam arti yang sebenarnya, mewakili rakyat Indonesia, bahkan bukan hanya mewakili komunitas NU untuk memperjuangkan keadilan.

“Kalau sudah membela manusia yang tertindas, pasti dekat dengan Allah. Jadi jangan dilihat dari aspek, wah dia bisa ngomong dengan kuburan, kalau dia memiliki kemampuan itu, karena kemampuan dia. Saya menerjemahkannya ke sana, pembelaannya pada kemanusiaan,“ tandasnya.



Penulis: Mukafi Niam

Biografi KH. Abdullah Faqih Langitan

Pondok Pesantren Langitan itu berada di bawah jembatan jalan raya Babat Lamongan jurusan Tuban, Jawa Timur. Tepatnya di Desa Widang. Sepintas, dari jalan raya memang tidak tampak pesantren, karena tertutup perkampungan. Tapi begitu masuk, terasalah denyut kehidupan pesantren yang berada di atas areal sekitar 6 hektar itu.

Meskipun termasuk pesantren salaf [1], kebersihan lingkungannya tampak sangat terjaga. Apalagi, beberapa pohon mangga dan jambu dibiarkan tumbuh subur, hingga memberi rasa teduh. Agak masuk ke dalam, ada sebuah rumah kecil terbuat dari kayu berwarna janur kuning, sederet dengan asrama santri dan rumah pengasuh lain. Di situlah KH Abdullah Faqih (67), tokoh yang sangat disegani di kalangan NU, tinggal.

Di belakang rumah itu memang ada bangunan berlantai dua. Tapi, menurut keterangan salah seorang santrinya, gedung itu untuk tinggal putri-putrinya. “Kiai sendiri tetap tinggal di di rumah kayu itu,” kata santri yang tak mau disebut namanya.

Berukuran sekitar 7×3 meter, di dalamnya ada seperangkat meja kursi kuno dan dua almari berisi kitab-kitab. Lantainya dilambari karpet. Ada juga kaligrafi dan dua jam dinding. Itu saja. Dan di situ pula Kiai Faqih —panggilan akrabnya— menerima tamu-tamunya. Baik dari kalangan bawah, pengurus NU, maupun pejabat. Menteri Agama Tolchah Hasan, awal Desember lalu, adalah salah satu di antara pejabat yang pernah sowan ke kiai yang sangat berpengaruh di kalangan NU ini. Hasyim Muzadi, Ketua Umum PBNU yang baru, juga termasuk tokoh yang rajin sowan ke Kiai Faqih.

Nama Kiai Faqih mencuat menjelang SU MPR lalu, terutama berkaitan dengan pencalonan KH Abdurrahman Wahid sebagai presiden. Saat itu di tubuh kaum Nahdliyin terjadi perbedaan, ada yang mendukung pencalonan Gus Dur —demikian mantan ketua PBNU itu populer dipanggil— yang dipelopori kelompok Poros Tengah, dan ada yang bersikap sebaliknya. Sementara dua kandidat utama yakni BJ Habibie dan Megawati sama-sama mengandung risiko cukup tinggi, terutama para pendukung fanatiknya. Menghadapi situasi seperti itu, beberapa kiai sepuh NU mengadakan beberapa pertemuan di Pondok Pesantren Langitan. Dari sinilah kemudian muncul istilah `Poros Langitan’, karena memang suara para kiai itu sangat berpengaruh kepada pencalonan Gus Dur.

Toh beberapa hari menjelang pemilihan presiden, restu para kiai itu belum turun juga. Hingga akhirnya dua hari menjelang pemilihan presiden, Hasyim Muzadi (sekarang ketua PBNU) datang menemui Gus Dur, membawa pesan Kiai Faqih. Pesannya adalah pertama, kalau memang Gus Dur maju, ulama akan mendo’akan. Kedua, Gus Dur harus menjaga keutuhan di tubuh PKB yang saat itu sudah mulai retak. Dan ketiga, menjaga hubungan baik warga NU dengan warga PDI-Perjuangan.

Begitu gembira mendengar restu itu, Gus Dur berdiri memeluk Hasyim Muzadi sembari meneteskan air mata. Dengan isak tangis cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari ini berkata, “Sampaikan salam hormat saya kepada Kiai (Faqih). Katakan, Abdurrahman sampai kapanpun tetap seorang santri yang patuh kepada ucapan kiai.”

Siapa sesungguhnya Kiai Faqih, kok Gus Dur yang begitu dipuja orang-orang di NU itu begitu hormatnya? Publik selama ini tidak banyak tahu, karena Kiai yang mengasuh sekitar 3000 santri ini memang tidak suka publikasi. Banyak wartawan yang ingin wawancara dengan Kiai Faqih, semuanya pulang dengan tangan hampa. “Kami memang mendapat pesan, Kiai tidak bersedia menerima wartawan,” ujar salah seorang pengurus pesantren.

Di kalangan NU dikenal istilah kiai khos atau kiai utama. Ada syarat tertentu sebelum seorang kiai masuk kategori khos. Antara lain, mereka harus mempunyai wawasan dan kemampuan ilmu agama yang luas, memiliki laku atau daya spiritual yang tinggi, mampu mengeluarkan kalimat hikmah atau anjuran moral yang dipatuhi, dan jauh dari keinginan-keinginan duniawi. Dengan kata lain, mereka sudah memiliki kemampuan waskita. Nah, Kiai Faqih termasuk dalam kategori kiai waskita itu. Tentu saja organisasi sebesar NU punya banyak kiai khos. Tapi, Kiai Faqihlah yang kerap jadi rujukan utama di kalangan Nahdliyin, baik itu PBNU maupun PKB, terutama menyangkut kepentingan publik. Hal itu dibenarkan Effendy Choirie, salah satu petinggi DPP PKB. “Rasanya memang begitu,” ujarnya.

Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur yang kini jadi Presiden, sebagaimana ditirukan Choirie. Kedekatan Gus Dur dengan Kiai Faqih, kabarnya mulai Muktamar NU di Cipayung dulu. Contoh begitu hormatnya ketua Forum Demokrasi (Fordem) itu kepada Kiai Faqih, adalah ketika ia meminta Gus Dur mencium tangan KH Yusuf Hasyim, pamannya, pada acara tasyakuran atas membaiknya kesehatan mata Gus Dur, satu bulan sebelum SU MPR. Tanpa banyak cakap, putra KH Wakhid Hasyim ini manut saja. Maka rujuklah dua bangsawan Bani Hasyim yang sudah bertahun-tahun `bermusuhan’.

Kiai Faqih lahir di Dusun Mandungan Desa Widang, Tuban. Saat kecil ia lebih banyak belajar kepada ayahandanya sendiri, KH Rofi’i Zahid, di Pesantren Langitan. Ketika besar ia nyantri pada Mbah Abdur Rochim di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Tapi tidak lama.

Sebagaimana para kiai tempo dulu, Faqih juga pernah tinggal di Makkah, Arab Saudi. Di sana ia belajar kepada Sayid Alwi bin Abbas Al-Maliki, ayahnya Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Rupanya selama di Arab Saudi Faqih punya hubungan khusus dengan Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Buktinya, setiap kali tokoh yang amat dihormati kalangan kiai di NU itu berkunjung ke Indonesia, selalu mampir ke Pesantren Langitan. “Sudah 5 kali Sayid Muhammad ke sini,” tambah salah seorang pengurus Langitan.

Pesantren Langitan memang termasuk pesantren tua di Jawa Timur. Didirikan l852 oleh KH Muhammad Nur, asal Desa Tuyuban, Rembang, Langitan dikenal sebagai pesantren ilmu alat. Para generasi pertama NU pernah belajar di pesantren yang terletak di tepi Bengawan Solo yang melintasi Desa Widang (dekat Babat Lamongan) ini. Antara lain KH Muhammad Cholil (Bangkalan), KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, KH Syamsul Arifin (ayahnya KH As’ad Syamsul Arifin), dan KH Shiddiq (ayahnya KH Ahmad Shiddiq).

Kiai Faqih (generasi kelima) memimpin Pesantren Langitan sejak l971, menggantikan KH Abdul Hadi Zahid yang meninggal dunia karena usia lanjut. Kiai Faqih didampingi KH Ahmad Marzuki Zahid, yang juga pamannya.

Di mata para santrinya, Kiai Faqih adalah tokoh yang sederhana, istiqomah dan alim. Ia tak hanya pandai mengajar, melainkan menjadi teladan seluruh santri. Dalam shalat lima waktu misalnya, ia selalu memimpin berjamaah. Demikian pula dalam hal kebersihan. “Tak jarang beliau mencincingkan sarungnya, membersihkan sendiri daun jambu di halaman,” tutur Choirie yang pernah menjadi santri Langitan selama 7 tahun.

Meski tetap mempertahankan ke-salaf-annya, pada era Kiai Faqih inilah Pesantren Langitan lebih terbuka. Misalnya, ia mendirikan Pusat Pelatihan Bahasa Arab, kursus komputer, mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Dalam hal penggalian dana, ia membentuk Badan Usaha Milik Pondok berupa toko induk, kantin, dan wartel.

Lebih dari itu lagi, ayah 12 orang anak buah perkawinannya dengan Hj Hunainah ini juga mengarahkan pesantrennya agar lebih dekat dengan masyarakat. Di antaranya ia mengirim da’i ke daerah-daerah sulit di Jawa Timur dan luar Jawa. Setiap Jum’at ia juga menginstruksikan para santrinya shalat Jum’at di kampung-kampung. Lalu membuka pengajian umum di pesantren yang diikuti masyarakat luas.

Dalam hubungan dengan pemerintah Orde Baru, Kiai Faqih sangat hati-hati. Meski tetap menjaga hubungan baik, ia tidak mau terlalu dekat dengan penguasa, apalagi menengadahkan tangan minta bantuan, sekalipun untuk kepentingan pesantrennya. Bahkan, tak jarang, ia menolak bantuan pejabat atau siapapun, bila ia melihat di balik bantuan itu ada `maunya’. Mungkin, karena inilah perkembangan pembangunan fisik Langitan termasuk biasa-biasa saja. Moeslimin Nasoetion, saat menjabat Menteri Kehutanan dan Perkebunan dan berkunjung ke Langitan pernah berucap, “Saya heran melihat sosok Kiai Abdullah Faqih. Kenapa tidak mau membangun rumah dan pondoknya? Padahal, jika mau, tidak sedikit yang mau memberikan sumbangan.”

Tetapi bila terpaksa menerima, ini masih kata Effendy Choirie, bantuan itu akan dimanfaatkan fasilitas umum di mana masyarakat juga turut menikmatinya. Kiai Faqih, kata Choirie, juga tak pernah mengundang para pejabat bila pesantrennya atau dirinya punya hajat. “Tetapi kalau didatangi, beliau akan menerima dengan tangan terbuka,” tambah Choirie yang pernah menggeluti profesi wartawan ini.

Di mata anggota DPR ini, Kiai Faqih adalah sosok yang berpikir jernih dan sangat hati-hati dalam setiap hendak melangkah atau mengambil keputusan. Pernah pada suatu kesempatan, Gus Dur ingin sowan (menghadap) ke Langitan. Demi menghindari munculnya spekulasi yang macam-macam, apalagi saat itu menjelang pemilihan presiden, Kiai Faqih menolak. Justru dialah yang menemui Gus Dur di Jombang, saat Gus Dur berziarah ke makam kakeknya.
Ayo Sobat komentarnya jangan lupa.. biar tambah semangat yang update artikel, Terima kasih atas komentarnya ..

93 tahun Cagar Alam Gua Nglirip, Tuban – bagaimana kondisinya?

Hari ini, 21 Februari – 93 tahun lalu tepatnya 21 Februari 1919, salah dua gua di daerah Tuban tepatnya di Kecamatan Montong ditetapkan sebagai salah satu kawasan lindung yaitu GUA NGLIRIP.
Penetapan kawasan lindung ini berdasarkan Keputusan GB No. 6 Stbld. 90, 21 Februari 1919 berdasarkan papan informasi terbaru yang saya peroleh dari Facebook Mas Edy Toyibi, salah satu pejuang karst di Tuban.
Berdasarkan ini, tepat hari ini 93 tahun lalu Gua Nglirip ditetapkan sebagai salah satu kawasan lindung dengan luas yang hanya 3 Ha.
Gua Nglirip saat ini berstatus Cagar alam ini dibawah pengawasan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur yang berkantor di Surabaya.
Sebelumnya, kawasan ini masuk Seksi Wilayah Konservasi I Bojonegoro, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jatim I.
Papan nama Cagar Alam Gua Nglirip diambil tahun 2007
Kerancuan informasi
Namun ada hal yang menarik dimana, informasi dari foto yang saya ambil 2007 ditemukan data yang berbeda pada surat keputusan penetapan.
SK yang tercantum adalah SK. GB. NO. 83 Stbl. No. 392/1919 tanggal 8 Desember 1919. Dalam penetapan tersebut, masih tercantum luasan yang sama yaitu 3 ha.
Namun setelah, saya konfirmasi kepada Mas Agus Irwanto, yang pernah tugas di Seksi Wilayah Konservasi I  Bojonegoro yang sekarang berkantor di Balai Besar mengatakan bahwa, informasi yang lama itu salah.
Makanya, sejak tahun 2008 papan informasi tersebut diganti dengan papan yang baru dan informasi yang benar.
Potensi
CA Gua Nglirip sendiri meliputi dua gua, namun tidak satupun yang bernama Gua Nglirip melainkan Gua Manuk I dan Gua Manuk II (Sumber Agus Irwanto).
Gua Manuk memilik kondisi gua yang mempunyai ornamen cukup bagus dengan beberapa ornamen yang masih berkembang. Lorong gua tidak berlanjut namun hanya lorong-lorong sempit yang buntu.
Beberapa fauna yang ditemukan kurang beragam namun diyakini ada satu jenis kalacemeti yang berpotensi menjadi jenis baru dari marga Stygophrynus (Charontidae)
Ancaman
Di beberapa lokasi di Gua Manuk II (Gua Lawa) tejadi kerusakan yang ditemukan di lantai gua. Kerusakan ini disebabkan oleh penambangan fosfat yang merebak di beberapa bagian gua.
Sungguh sangat ironis ketika ada gua dalam status lindungan sebagai Cagar Alam namun mengalami gangguan akibat penambangan.
Selain itu, kondisi permukaan gua juga telah mengalami gangguan yang sangat signifikan.
Mas Agus Irwanto, pernah menuliskan hasil kunjungan ke Gua Nglirip pada tahun 2010 di blognya, halaman agus.
Semoga, pihak-pihak terkait semakin peduli dan tidak semakin rusak dan semakin terlindungi, menjadi aset satu-satunya cagar alam gua yang ada di Indonesia.
SELAMAT ULANG TAHUN GUA NGLIRIP!!
Link terkait*
  1. Gua Nglirip
  2. Tuban – karst, cave and life
Sisa penambangan fosfat

Advertisement
 
back to top