Rabu, 13 Juli 2011

Wereng Mengganas di DAS Bengawan Solo

kotatuban.com - Petani di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo di Kabupaten Tuban menjerit. Mereka gagal panen setelah hamparan padi umur sekitar 70-80 hari dimangsa hama wereng.
Ditaksir ada sekitar 1.500 hektar lebih hamparan padi dari wilayah Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang dan Kecamatan Widang gagal panen. Hama ini telah menyerang 14 dari 20 wilayah kecamatan di Tuban. Hama wereng tak berhasil ditangani oleh para petani.
Kini mereka hanya bisa gigit jari dan menebangi hamparan padinya yang telah mengering. Hamparan sawah hanya tampak dibiarkan karena pemiliknya frustasi. Hama yang datang secara sporadis tersebut, begitu mendadak dan tak bisa ditebak hadirnya.
Sejumlah petani dari Desa Prambon Wetan, Karang Tinoto (keduanya di Kecamatan Rengel) yang ditemui menyatakan, mereka tak  bisa berbuat banyak terhadap serangan hama wereng. Padahal padi yang mereka tanam itu sebenarnya sangat diharapkan, sebab tanaman tersebut mulai ditanam ketika musim hujan tak menentu.
“Kalau sekarang kondisinya diserang wereng seperti ini, kita harus berbuat apa lagi. Memang nasib petani selalau begini, berharap panen melimpah malah padi diserang wereng,” kata Sutomo (46), petani saat ditemui di sawahnya di Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Tuban, Rabu (21/6).
Hal serupa diungkapkan, Ashad dan Mujari, petani yang ditemui di Desa Kedungrojo dan Desa Sepat, Kecamatan Plumpang secara terpisah. Mereka katakan, sebenarnya kalau dari sisi kebutuhan air irigasi tidak masalah, karena petani setempat  mengandalkan air dari sungai Bengawan Solo. Petani memompa air bengawan untuk kebutuhan irigasinya.
“Tapi kalau sudah menyangkut datangnya hama, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi berbagai upaya penanggulangan seperti penyemprotan pestisida telah kita lakukan, tapi juga tetap saja tak bisa mengalahkan amukan wereng,” katanya.
Sementara itu, sejumlah pedagang gabah saat ini mulai kelabakan mencari barang. Hama wereng yang mengamuk hamparan padi menyebabkan, mereka patah semangat. Apalagi tak sedikit dana sudah mereka berikan untuk pinjaman kepada petani.
“Kami bukan pengijon, tapi  kalau ada petani yang butuh uang ya kita pinjami. Nanti kalau sudah panen baru dibayar, tapi kalau mereka tidak panen ya kita mau tidak mau ya harus sabar menunggu sampai petani punya uang untuk membayar hutangnya,” kata Rasmono, pedagang gabah asal Rengel yang ditemui secara terpisah. (ros)

sumber : kotatuban.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top