Sabtu, 26 November 2011

Selamat Datang Bulan Muharom 1432 H, Sugeng Rawuh Wulan Suro 1944!

Tidak terasa kita memasuki tahun baru lagi. Saya mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah 1432 bagi seluruh umat islam atau bagi siapa saja yang berpedoman menggunakan tahun hijriyah. Di awal tahun hijriyah ini, yaitu bulan Muharom, semoga kita umat islam mendapat keberkahan akan kemuliaan bulan ini. Semoga Allah SWT benar-benar menghijrahkan kita dari pribadi-pribadi yang mulanya selalu lalai, malas, sombong, pelit, tidak ikhlas, suka menghina dan meremehkan orang lain, suka ngrasani orang, suka su'udhon terhadap orang lain dan berbagai macam tabiat buruk, menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik lagi kualitas iman dan amalnya. Semoga sisa umur kita ini dijadikan-Nya manfaat dan berkah. Dan Semoga Allah tetap sudi untuk selalu memanjangkan umur kita dan menghiasinya dengan berbagai kebaikan, karena kita selama ini merasa tidak siap jika sewaktu-waktu dipanggil ke haribaan-Nya. Marilah ditahun baru ini menjadi awal baru bagi seluruh dimensi kehidupan kita, baik secara mental, spiritual, agama, sosial, budaya, dan akhlak kita. Bersamaan dengan tibanya tahun baru Islam, tiba pula tahun baru bagi masyarakat Jawa yang ke 1944. Selamat sekali lagi saya ucapkan kepada seluruh masyarakat Jawa yang juga memedomani tahun ini dengan istiqomah. Tahun baru Jawa ditandai dengan datangnya bulan pertama dalam kalender jawa, yaitu bulan Suro. Bulan yang menurut orang jawa termasuk utama dan mulia, sehingga dibulan ini masyarakat jawa banyak melakukan riyadhoh untuk memperbaiki kualitas pribadinya. Demikian dihormatinya bulan ini, sampai-sampai masyarakat Jawa menghindari berbagai perayaan yang berbau keduniawian.Terkecuali perayaan-perayaan yang bertujuan menjaga keselarasan dan keharmonisan dengan makrokosmos kehidupan, justru masyarakat Jawa banyak melakukannya.
Tidak sedikit orang jawa yang beragama islam tetap memegang teguh tradisi kebudayaan di bulan Suro. Bahkan, dibulan Suro juga, banyak umat islam jawa yang melakukan riyadhoh, seperti berpuasa mutih, cegah kantuk (dalam istilah jawa "melekan",mengadakan manakib-an, gerebek suro, sampai tadarus Al-Qur'an. Semuanya dilakukan dengan keyakinan untuk mendapatkan ridlo Allah dan mendapatkan kebaikan, kententraman, kesejahteraan dan kemuliaan. Tradisi dan agama berpadu. Agama sebagai ruh yang mengisi nilai-nilai luhur budaya jawa. Tidaklah benar jika tradisi masyarakat Jawa tersebut sebagai perilaku yang dianggap oleh kebanyakan orang yang tidak mengetahui sejarah dan sosiobudaya masyarakat Jawa sebagai perbuatan syirik. Karena sepengetahuan saya, tidak ada orang jawa islam yang berpendapat bahwa "ada kekuatan mutlak lain selain kekuatan Allah". Bagaimanapun keadaannya, Orang jawa tetap berpedoman pada "Laa haula wa laa quwwata, illa billaahil 'aliyyil 'adziim", hanya manifestasi perbuatannya yang berbeda, tetapi semangat dan ruhnya tetap kepada kekuasaan Allah SWT
Semoga di tahun yang baru ini, kita semua mendapatkan banyak kebaikan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top