Sabtu, 03 Maret 2012

Perjuangan Gus Dur Penuh Risiko

Jakarta, NU Online
Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tiga Periode KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai pembela minoritas. Sepak terjangnya dituangkan dalam banyak bentuk. Medan perjuangannya mencakup ranah ekonomi, politik, budaya, dan khazanah intelektual.

"Semuanya telah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebelum ia menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Sebagai orang NU yang jumlahnya mayoritas di Indonesia, Gus Dur selalu mengimbau pemerintah dan masyarakat umum untuk melindungi dan menjamin hak-hak minoritas," tutur puteri mendiang Presiden RI ke-4 Alissa Qothrunnada Abdurrahman Wahid –akrab disapa Alissa Wahid– kepada NU Online, Selasa (14/2).

lebih lanjut Mbak Lissa -sapaan akrab Alissa Qothrunnada Abdurrahman Wahid, menyatakan, di tengah perjuangannya yang penuh tantangan dan risiko, Gus Dur mendapat sambutan, dukungan, dan peran aktif dari beragam kalangan.

"Gerakannya berhasil menarik simpati masyarakat luas karena mengarah pada tujuan yang menjadi kepentingan orang banyak," tuturnya.

Setelah Gus Dur wafat, mereka yang mencintai Gus Dur menggabungkan diri dalam komunitas ‘Sahabat Gusdurian.'

"Teman-teman yang tergabung dalam komunitas ini berjuang mengawal jalannya dinamika sosial yang tengah berkembang. Mereka terlibat aktif dalam menegosiasi nilai-nilai kemanusiaan di ruang publik," tandasnya.



Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis    : Alhafidz Kurniawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top